80s toys - Atari. I still have
Home
Versi Mobile
Tentang Aku
Buku Tamu
Site Map

Home »

» Naskah, Cerita Humor, Cerita Lucu, Cerpen, Carpon Bahasa Sunda, E-Book Online, Novel, Cerita Misteri, Cerita Horor, Kisah Nyata, Sejarah, Asal Usul, dll


» Hari: Saturday | Tanggal: 11/05/2024 | Jam: 20:21:25
»
» Di lihat : ( 56069 ) kali

Mohon ratingnya sobat


Kisah Misteri - Kisah Nyata - 4 Tahun Tinggal Di Rumah Hantu Bag. 4
Di tulus pada: 13 Jan 2016 - 21:27:01
Oleh : Elang

Kisah Misteri - Kisah Nyata - 4 Tahun Tinggal Di Rumah Hantu Bag. 4

Proses pemindahan jasad-jasad yang sudah menjadi tanah itu dilakukan oleh beberapa orang, hadir pula pak RT yang akhirnya mengiyakan dan tak bisa lagi menutupi misteri sebenarnya akan rumah berhantu ini. Selesai pemindahan kuburan malamnya kami melakukan tahlil dengan mengundang hampir seluruh warga di lingkungan RT. Tahlil dilakukan selama tiga malam. lega sudah hati ane, seolah lepas dari batubesar yang menghimpit dada. Ane berharap bahwa teror-teror hantu yang melingkari kami selama ini akan berhenti setelah kami perlakukan mereka seperti saudara kami sendiri dengan prosesi selayaknya pemindahan kuburan. Selama beberapa waktu lamanya tak lagi terjadi hal-hal di luar nalar. Mertua ane sengaja datang dari Jawa timur untuk menemani kami. Ane berfikir bahwa keadaan sudah kondusif dan terlepas dari pengaruh setan, Tapi hari kelima Mertua bersama kami, tiba-tiba ibu paruh baya pengasuh bayi kami memohon untuk berhenti dari kerja. Serasa sesak dada ane saat siIbu paruh baya mengutarakan niatnya. Ane diam saja, dan melihat wajah si Ibu, nampak pucat dengan mata sembab seperti habis menangis. “Ibu habis menangis?” tanya ane penasaran. “Enggak pak, Saya memang sudah nggak betah” Siibu sesenggukan. “Saya nggak enak sama mertua Bapak” kata ibu paruhbaya. Akhirnya kami pun merelakan si Ibu paruhbaya itu berhenti kerja. Otomatis si kecil lebih sering bersama dengan Ibu mertuaku, karena istri ane siangnya harus kuliah di Depok. Memang istri ane masih usia 21 tahun ketika itu. Ane nggak terlalu mempersoalkan dengan berhentinya ibu paruh baya, namun yang menjadi masalah adalah ibu mertua ane nggak bisa lama-lama menemani kami, hanya satu bulan saja beliau pulang. Mau nggak mau ane kelimpungan. Ane datangi lagi ibu paruhbaya untuk bekerja di rumah kami kembali, tapi menolak secara halus. Ane desak tetap nggak mau, si Ibu malah cerita bahwa sebenarnya ia berhenti karena pernah dipelototi oleh Ibu Mertua ane, dan diusir mentah-mentah. kejadiannya di dalam kamar. Ane telepon mertua ane, beliau bersumpah atas nama Tuhan bahwa tak pernah satu kalipun ke kamar ibu itu, apalagi sambil memelotot. Ane merasa nggak enak, mulai terasa ada keganjilan. Merinding. Tapi ane pendam begitu saja karena takut istri ane panik. Beberapa hari kemudian kami mendapatkan pembantu baru, namun dia nggak bisa nginap di rumah kami. Pembantu baru kami ini bernama Romlah, asli sunda. dia memiliki seorang anak usia 5tahun tapi sanggup bersih-bersih rumah seadanya dan tugas utama mengasuh anak kami. Daripada kosong tanpa pembantu, kami terima saja. Pada hari kedua dia bekerja, si anak ikut dibawa karena neneknya lagi ada keperluan. Jam 8 pagi Romlah datang bersama anaknya
yang masih kecil itu, Romlah langsung bersih-bersih rumah sedangkan sianak bermain sendiri di bawah tangga. Belum ada setengah jam Romlah bekerja, anaknya menjerit dan memaksa untuk pulang, “Pak, Saya pulang dulu, nanti saya datang lagi” Pamit Romlah. Ane hanya mengiyakan, nggak bisa memaksa mereka untuk tetap tinggal. Lama Romlah pergi mengantar anak, ditunggu-tunggu nggak datang juga. ketika ane bersama istri menjemput ke rumahnya, Romlah meminta untuk berhentii bekerja, lebih tepatnya membatalkan kerja pada kami. Agan- agan dan aganwati, apa yang telah terjadi? Setelah ane desak, Romlah mengaku bahwa anaknya tadi cerita, melihat pocongkkk yang loncat-loncat di atas tangga rumah ane. Kondisi anak Romlah bahkan masih panas. Hari-hari selanjutnya kami lalui hanya bertiga, yaitu Ane, istri dan anak kesayangan
kami, Pijar. kami menjalani hari-hari seperti biasa, berusaha melupakan segala yang terjadi biarpun pada kenyataannya tetap saja
tegang. Hampir tiap malam bulu kuduk kami meremang, ditambah hawa lembab yang dibawa oleh angin padang Golf semakin membuat kami larut dalam ketakutan. tapi sekali lagi, ane harus dapat menguatkan diri, apalagi di depan istri ane. karena kalau ane udah nunjukin rasa takut ane, istri ane tentu lebih takut lagi dan merasa nggak ada yang melindungi. Apabila petang menjelang, pasti akan terdengar suara orang mengaji dari MP3 yang sengaja ane setel agak kencang. Lumayan, sedikit menurunkan tensi ketegangan kami. Dari teman-teman di kantor tempat ane bekerja, sebuah institusi negeri, didatangkan 3orang paranormal. Tapi tetap tidak ada perubahan yang berarti. Suatu hari, anak kami mengalami panas demam. obat dari dokter sudah diminumkan tapi suhu badan tetap naik turun nggak stabil. Ane pusing Gan. Hari itu kami bergantian mengompres sikecil dengan air hangat, menjaga agar tidak sampai terjadi step. Kami bikin semacam jadual piket. Satu jam ane yang ngompres, satu jam lagi gantian istri ane. Begitu seterusnya. Sampailah pada saat ane dibangunkan paksa oleh istri, padahal masih jam ane tidur.
“Pa, suhu badan pijar tinggi lagi.. aku takut..” kata istri ane.
“Ya sudah, kita melek berdua saja” tukas ane sambil melihat sekeliling.
Kamar utama kami letaknya paling belakang,
bersebelahan dengan sumur yang sudah lama nggak dipakai. Tepat di samping kamar, terdapat Jendela Nako yang mengarah ke lapangan golf. dari jendela ini kami dapat melihat pemandangan di belakang rumah. Ane memandang sekeliling, perasaan ane nggak enak banged.
“Bentar ya ma..” kata ane lalu keluar kamar dan menuju jendela, mengecek keadaan sekeliling. Ane terperanjat. Ada sesuatu, tampak jelas bayangan di depan ane, tepat disamping jendela. Ane serasa mimpi. Seseorang tampak duduk membelakangi ane, dengan rambut panjang sepunggung dan pakaian yang juga panjang.
Hawa dingin yang menusuk membuat ane bergidik tapi ane coba menenangkan diri.
“Maaf, ibu Siapa?” keluar juga suara dari mulut ane.
“Ibu siapa?” nggak ada jawaban. Sosok itu menggerakkan kepala tapi tetap membelakangi ane, terdengar lirih “Saya suka
dengan anakmu”.
“Tolong ibu pergi dari sini, jangan ganggu anak Saya.” Namun Si Ibu misterius itu tetap diam tak bereaksi. Menyadari kalau anak ane dalam bahaya, ane mengambil ember berisi air yang kebetulan ada di dekat ane. dengan menahan keringat dingin dan juga takut, ane siramkan air dalam ember ke sosok itu, sambil terus berdoa sebisa ane. Secara tiba-tiba si Ibu berambut panjang itu menghilang. Dengan lunglai ane kembali masuk kamar. Alhamdulillah suhu badan anak ane sudah normal. Namun sampai pagi kami nggak berani tidur. Ane bersyukur suhu badan sikecil tetap stabil dan langsung sehat.

(Bersambung...)

*****


Semoga bermanfaat.

Bagikan:
F T G 0 Rate upStar


Terima kasih telah membaca Kisah Misteri - Kisah Nyata - 4 Tahun Tinggal Di Rumah Hantu Bag. 4

Tags Kisah Misteri - Kisah Nyata - 4 Tahun Tinggal Di R
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk artikel Kisah Misteri - Kisah Nyata - 4 Tahun Tinggal Di Rumah Hantu Bag. 4
Elang Dan Icha Elang Dan Icha Elang Dan Icha